Sabtu, 20 Juni 2009

Doa.


Doa adalah kuasa yg begitu nyata. Doa menjadi pnghiburan untuk diri yg bersedih. Doa adalah bagian dari sebuah kehidupan. Doa membuat sebuah kelegaan. DOA,, aku berfikir tentang sebuah doa. Doa yang sering kuserukan, doa yg masih jauh dari sempurna. Doa yg aku haturkan untuk sang pencipta. Ya Abba,Bapa ini aku anakMU.. Allah Bapa Yang Maha Kuasa, pencipta langit dan bumi. aku anakmu,kini aku tahu. seberapa besar kuasa doa dalam sebuah khidupan. Aku yg menjadikan Tuhanku sebagai sahabatku. sahabat sejatiku,karenaMu kini aku tetap ada di sini. disaat aku berdoa, aku sedang berbicara dgn Tuhanku. Sebab dia Tuhan yg hidup,yang mendengar,berbicara. Tuhanku telah menang melawan kuasa dosa,maut,iblis. Tuhanku bangkit dari antara orang mati, dan naik ke surga duduk di sebelah kanan Allah Bapa yg Maha Kuasa. Trimakasih untuk anugerahMu dihidupku. sebab hari ini Tuhan adakan syukur bagiku.

Pengharapan


aku berharap pada sebuah kenyataan yang jelas" ada dihadapanku mengenai dia.
dia yg telah lama dan secara mengendap ngendap mendiami diri ini.
menyingkirkan segalanya dan menyelinap dalam hati yg saat itu lengah.
maafkan aku yg terus mencoba berharap pda pngharapan kosong.
Bila kau memang benar" ingin aku datang untuk bertemu denganmu.
apa arti itu semua,mgknkah itu adalah prtemuan trakhir kita?

aku tlalu pengecut dan tak dapat berfikir jernih tentangnya.
izinkan aku pergi,izinkan aku melangkah,izinkan aku berjalan.
semua ini terlalu sulit tuk akal sehatku fikirkan dan cerna.
untuk bertemu denganku,untuk kulepaskan selamanya.
menghempas secara perlahan dan menatap dirinya.
menatap punggungnya yg menjauh dari pandangan mata ini.

dulu aku sering mendengar tentang cinta yg tak dapat memiliki.

kini aku sadar dan terbangun pada satu cela tentang kenyataan.
ternyata memang bnyk cinta yg terlalu jauh untuk diraih.
aku bukan org yg bisa menyerukan cinta dengan lantang,
aku bukan org yg bisa membuat dayuan kata cinta
aku hnya seorang diri yg ingin mnyatakan sayang yg tertahan pada yg terkasih.

aku terjerat dlm sbuah kisah dan dilemanya.
cinta yg menyalahartikan sebuah arti dari persahabatan.
dia yg jelas hadir sebagai sahabat dan menawarkan ktulusan.
aku salah mengartikannya,shingga aku jatuh dan terjerat karenanya.
aku merasa dia bukan pertama,tapi he's the one.

tapi kini,keadaan memaksakan kakiku tuk melangkah.
pada satu ratapan yg menantiku di ujung sana.
aku yg kan pergi jauh melepasnya tuk yang terbaik.
meninggalkan sebauh kenangan tuk dihapuskan oleh waktu.
Jangan bicara soal kesedihan yg kni menderaku.

aku tak dapat ungkapkan itu semua.
aku tak dapat menghitung tetes kesedihan itu.
aku yang kini harus benar" memalingkan muka darinya.
berjalan dalam langkah dan jalur yg berbeda.
menyisihkan semua teriakan yg masih terdengar dari sini.
namaku yg terus dia serukan tnpa tatapan berarti.

Maaf,aku yg tak dapat ada lagi untuk menemanimu melewati hari.
Maaf,untuk setiap kkecewaan tak tertulis untukku.
Maaf,untuk dusta dan pengkhianatanku.
Tapi,izinkan dia untuk mempercayai ini yang terbaik.

Suara,nyanyian,senyum,tangisannya menjadi kalbuku.
mungkin aku bodoh karena meninggalkanmu.
tapi aku butuh waktu bersama kesendirianku.
dmna hnya ada aku dan diriku dlm khampaan.

mungkin harapanku kni hnya sisa sebuah embun.
embun hasil dari hujan tadi malam.
aku yg melepaskannya meski rasa sakit
tersungging dari mata yg tak dapat meneteskan lagi.
sebuah kesedihan yg tak tertahan dan ternilai.
menggantikan setiap kesakitan dgn teriakan dlm hati.
aku kini pergi sebab sebuah knyataan yg tak dapat diubah.
dan tiada lagi sepercikpun harapan.


With Love, Brigitta Camellia Intan Widyanti
Sabtu,20 Juni 2009.



Still love u

RASA YANG ENGGAN PERGI

Untuk setiap penyesalan dan kekecewaan yang takkan pernah terhapus.



Kehidupan itu mengalir seperti air. Tenang tapi menghanyutkan, terkadang diri telena dan terbuai dan membuat kita terjatuh. Tak pernah ada yang bisa menghentikan / mengembalikan waktu. Semua berlalu begitu cepat dan hanya tersisa sebuah tangis penyesalan atas kehidupan fana ini.

1Kesalahanku membuat segalanya berakhir. Tiada yang dapat merasakan kepedihannya kecuali diriku sendiri. Aku ingin kembali namun aku tak bisa. Hanya kini dapat menahan pedihnya deraan rasa yang mendekapku tuk perlahan tapi pasti melepasnya dari hidupku ini.

Dia begitu berarti dalam tali persahabatanku, bukan karena kedekatan kami justru karena prosesnya yang begitu unik. Tak pernah dapat membayangkan yang terjadi esok. Kini harus kutanggung semua kesalahanku yang pernah kulakukan. Mungkin ini yang terbaik. Meski berat harus tetap kujalani.

Cerita lama untuk mendengarkan apa yang terjadi antara aku dan dirinya. Memang pertengkaran selalu ada untuk kami. Namun, kali ini berbeda. Kata-katanya begitu berkecamuk dibenakku. Sudah 3x kami bertengkar serius. Inilah yang ketiga. Bagi orang lain mungkin ini biasa dan berfikir dia juga masih mau bicara padaku. Truz dimanakah letak permasalahannya?

Itu berbeda dengan pemikirannku. Aku yang terlanjur mengasihinya dengan ribuan kisah diantara kami. Kini haruskan aku tuk mengubur rasa itu dalam-dalam. Mendera rasa tuk mencoba bertahan dengan keadaan kini tak semudah bayangan. Terkadang hati benar-benar ingin menangis,namun tak sanggup.

Saat itu dia pernah bercerita tentang suatu rahasia. Dan dia berjanji untuk mencritakannya padaku. Tapi dia dustai hal itu. Sebagai manusia biasa harus kuakui rasa ingin tahuku sangat besar. Sehingga aku bertanya kepada Lydia. Karena hal itu menyangkut tentangnya dan Lydia. Tak kusangka Lydia mengadukannya sehingga dia begitu marah.

Harus kuakui itu semua adalah kesalahanku. Namun,aku telah memohon maaf darinya. Dia seakan tak marah padaku. Pembicaraan masih lengkap diantara kami. Tapi,aku sadar adanya perubahan dari dirinya. Yang secara pasti sedang menjauhiku. Harus kulepaskah setiap kenangan yang telah tertulis ini? Kemana hati kan merelakannya. Bila memang ini semua telah memihak padanya.

Dia akhirnya berkata memaafkanku. Tapi tak kembalikan keretakan ini. Hubungan kami kini seperti kaca yang sudah retak dan hanya menunggu tuk pecah. Kekecewaan membekas dalam kalbuku. Satu-satunya yang mengikat kami adalah sebuah pekerjaan sekolah yang belum kami selesaikan. Bila itu sudah selesai, tak tau harus kemana lagi kubawa kisahku?

Hari itu, hari yang tenang. Kami sedang mengerjakan tugas mading. Namun,seluruh anggota ada urusan sehingga aku harus mengerjakannya sendiri. Yang tak terbayang adalah akhirnya dia datang dan menemukanku sedang mengerjakannya sendiri. Yang membuatku marah adalah dia meminjam handphone ku dan menghapus fotonya yang kudapat dengan susah payah.

Aku langsung merebutnya dan berkata “jangan harap aku bakal percaya lagi ama kamu y.” Justru dia menjawab “ Kaya aku percaya aja ama kamu.” Kata-katanya langsung membuatku merasakan satu kepedihan. Namun, aku letih dan entah harus kusalahkan siapa atas keletihanku ini? Ingin kunanti hujan supaya tangisan yang tertahan di hati ini bisa digantikan oleh tetesan air hujan.

Dari kekuatanku yang masih tersisa kutanyakan padanya. “ Katanya kamu uda maafin aku? Kok masih diungkit?” dengan santai dia menjawab “memaafkan bukan berarti melupakannya kan?” Saat itu juga ingin ku berteriak . Tuhan, apakah kesalahanku ini sudah tak terampuni. Engkau pernah berkata “doakanlah musuhmu”. Tapi dia bukanlah musuhku. Apa yang harus kuperbuat? Apakah harus kupertahankan atau kulepaskan segalanya? Tak tau harus berbuat apa? Aku hanya dapat melanjutkan pekerjaanku dengan sisa-sisa kekuatannku.

Kubangkitkan diri ini supaya menjadi kuat tidak lemah seperti ini hanya karena dilema kecil. Walau tak bisa kupingkiri sakitnya. Sanggupkah kini aku memandangnya dengan mengetahui apa yang terjadi bahwa tak ada lagi kata kepercayaan diantara kami. Akhirnya kubuat komitmen dalam diri. Untuk sementara waktu mengistirahatkan semua ini. Tak tau apa yang kan terjadi esok. Hanya berpegang penuh dan percaya. Di depanku telah Tuhan sediakan yang terbaik untukku.

Isakan dalam hati terus penuhi otakku. Haruskah kita berpisah dalam keadaan seperti ini? Mengapa diriku diijinkan untuk mengasihimu bila akhirnya hanya tangisan yang ada untukku. Tak kau ijinkan kesempatan itu hadir lagi untukku. Seakan kini kuberdiri sendiri di dunia hampa. Jujur,jiwa ini kesepian. Tak tau harus bercerita pada siapa lagi. Selama ini dialah yang menjadi “tong sampahku.” Bila kumenceritakan masalah ini,tak pernah ada yang bisa merasakannya.

Aku terhempas hanyut ke tepian laut. Terdampar dan harus sendiri. Ingin kulampiasakan kemarahanku. Tapi entah untuk siapa? Terbesit di benakku untuk memaki dunia,waktu,alam dan diriku yang membuat keadaan seperti ini. Tak sanggup akhirnya kuputuskan 1hal. Untuk pergi dan menghilang lenyap darimu.

Malam itu, aku merenung dan berfikir untuk mengeluarkan diriku dari organisasi yang kubangun bersamanya. Andaikan aku tidak keluar mungkin dia yang akan keluar. Tak sanggup memikirkannya. Perlahan aku akan mencoba melepas apa yang telah kuperjuangkan selama 2tahun ini. Lagian 3bulan lagi waktupun akan memisahkan kami.

Kini aku hanya dapat tertunduk malu menyadari kesalahanku. Tak berani jujur pada yang lain atas apa yang terjadi. Akupun akan meninggalkan mereka dengan ketidakrelaan.

Kuserahkan selanjutnya kepada waktu. Biar dia yang akan menjawab. Dia yang membawa perubahan dalam hidupku. Mungkin ini hukuman yang harus kuterima. Kini aku sedang mendengar lantunan lagu-lagu kenangan kami. Hanya tersisa kenangan diantara kami. Entah siapa yang kan menulis akhir cerita ini. Serasa kutertarik kembali kepada setiap masalaluku dengannya. Dimana dia benar-benar pernah mengukir kisah yang begitu indah di dasar samudera hati ini.

Dia datang dan menghampiriku “ aku tak marah” aku hanya dapat mengancungkan jempol tak sanggup berkata-kata. Aku berfikir bahwa kami sedang bermain petak umpet. Dia sedang bersembunyi dariku. Haruskah kumencarinya? Permainan yang kumulai haruskah aku yang mengakhiri? Bila dari pihakku tak sanggup lagi.

Akhirnya kuputuskan setelah kelulusanku ini. Aku akan meninggalkan tempat yang membesarkanku. Mungkin ini yang terbaik untuk semuanya. Aku mempersiapkan kepergianku. Hingga pada detik yang tepat kan kusembunyikan ini semua dari seluruh dunia. Entah harus kemana kubawa kisah ini? Mungkin kan kutinggalkan semua ini. Bukan aku ingin lari dari kenyataan tapi aku ingin menenangkan diri ini. Hingga saat yang tepat aku berjanji tuk kembali ke kehidupan fana ini.

Di dalam dunia yang fana ini. Aku merasa bahwa kami telah memilih jalan yang berbeda. Dia memilih ke kanan untuk melanjutkan hidupnya tanpa bayang – bayang diriku. Tak pernah dia rindukan semua kenangan kita seperti aku yang menangisi setiap mengingatnya. Dan aku memilih untuk jalan di tempat. Tak melangkah tuk mengejarnya. Tuk tidurkan jiwa ini dan menyerahkan hidup bagai air yang mengalir. Mungkin takkan lama pula ku kan tinggalkan dunia fana. cepat/lambat “dia” akan menjemput kita.

Saat perpisahan ada di depan mata mungkinkah hubungan ini akan membaik. Bila masih ada kesempatan izinkan aku tuk datang lagi kepada masa itu. Adakah kesempatan tuk diriku menebus segala kesalahanku. Aku yang biasanya lebih kuat dari batu karang kini menjadi lemah. Tak sanggup untuk membencinya. Hanya kini tersisa kenangan antara diriku dan dirinya.

Hanya itu yang kan kubawa pada kepergianku. Entah di kehidupan manapun aku berada. Kisah terkadang tak berada dalam tangan penulisnya. Seperti kisah ini. Yang hanya dapat kuakhiri dari kisah dipihakmu. Andai ku tahu apa yang ada dalam fikirmu. Akhirnya hanya ingin ku tulis disini. Dengan tinta di atas kanvas. Aku mengambil dan menuliskan. Kutuliskan puisi untuk dirinya.




Seribu Cahaya Pengganti Dirimu



Adakah kesempatan tuk kembalikan waktu?

Seakan kini kuterhempas tuk berdiri sendiri.

Kian hari kian lama kuratapi jalanan hampa.

Entah darimana kekuatannku dalam hidup.

Kerap kian kemana kau terbang tinggalkanku.

Tinggalkan diriku menangisimu di sini.

Aku lemah,hancur,kembalilah pada masa itu.

Temani diriku di dunia hampa tanpa udara.

Telah kulontarkan keletihanku pada matahari.

Yang selalu terbit tuk singkirkan gelap.

Cahaya,beriku kehangatan dan kekuatan.

Kini kubangkit dengan secercas kebangkitanku.

Bagai lautan di tengah daratan luas.

Bagai daratan di tengah lautan luas.

Masa lalu dan penyesalan yang kian bayangi hariku.

Saat kini harus kubuka lembaran baru lagi.

Kehidupan yang akan hapus kenangan kita.

Bahagiakan ,hangatkan,kuatkan diriku.

Biarkan walau kini kusendiri dengan kehampaan.

Ada cahaya yang temaniku di kehampaan ini.

Harus kuakui,kini hati menangis kesepian.

Hanya dapat menatap wajahmu di langit yang luas.

Adakah hari tuk kita jalani bersama kembali.

Biar kuserahkan kepada waktu,biar waktu yang menjawab.

Sambutlah tanganku dihadapanmu.

Langit biru nan pilu,parasmu yang dulu menenangkanku.

Pancaran sinar matahari yang kini terpendam.

Tuk hanya memandangmu dalam kenangan di kalbuku.

Tak sanggup lenyapkanmu dari fikirku.

Kubongkar seluruh isi hati ini.

Semua hilang terhapus ,tersipu angin.

Dan semua itu lenyap seketika.

Kecuali kenanganmu yang tertulis abadi di benakku.

Dengan segenap kekuatanku yang tersisa aku bangkit.

Tanpa keraguan lagi aku menghapus bayangmu.

Aku ingin dirimu bagai kertas yang adalah abu.

Lenyap tersipu angin dan berlalu oleh waktu.

Ingin kumaki dunia,waktu,alam,dan diriku.

Apa yang kini terpungkiri dihadapanku? Ingkar apa yang ada dalammu?

Entah aku tak sadari semua itu.

Berpegang pada hati dan percaya.

Kuhampiri bayangan itu tuk hapuskannya.

Saat kudekati dia lenyap.

Sebab disaat hati ini telah mencoba menghapusnya.

Menggantinya dengan sebuah cahaya tuk temani jiwa yang sepi.

Bilamu hanya derita yang kau tawarkan untukku.

Musnakanlah dirimu sebab kan kubiarkan diriku sendiri.

Kini berdiri di persimpangan dunia fana dan hampa ini.

Jalani hari-hariku tanpa bayang-bayangmu lagi.

Tapi dengan cahaya pengganti dirimu.

Tuk gantikan menemaniku di setiap malam.

Melukis terang dengan cahaya baru.




Setelah waktu yang tepat ku ingin mengungkapkannya bila ada kesempatan dan aku mampu. Untuk sementara waktu biarkan jiwa kita terpisah dahulu. Harus kutinggalkan hari ini dengan setiap kekcewaan dan beban hati. Satu hal yang takkan kulupakan “Dirinya telah menjadi bagian terindah dalam lentiknya kisah persahabatanku.





Persahabatan tanpa adanya kepercayaan adalah mati. Karena kepercayaan itu adalah kunci dari sebuah persahabatan, di saat dia mengecawakanmu. Ingatlah dia juga pernah ada disampingmu disaat dirimu sedang kesepian..”




~88~

LULUS

Hari ini,pengumuman kelulusan kluar.
gilaaa.. deg"an bgddd.. tnyta LULUS mua..
thx GoD..hhe^.^

pdahal tdi t uda ktakutan stgh matiii..
tnytaaa 100% ok. hbadd khan??
trz nilai gw bguz muaaa.. ga ada dbawah 7.
malah ada yg 9.hip"huray horeee..

Bgun pagi" ga sia".. tdi bgunz jam 11.
trz siaP"..brangkat,mampir k moL dlu beli kadoo.
truz gw beli mug kecil.tpi krna ga smpet dbungkus..
y udaa dehh! beli kantong bguz aj!
sbenarnya byasa aj,tpi mahal.lol.
hhi^.^


Legaa bgt,uda tau klulusan beserta nilainya.
thx buad smuaaaanya.. love u ALL.
diatas itu semua,ini tak Lepas dari anugerah semata.
thxxx,
YOU ARE MY ALL IN ALL.^.^