dari notes gw d FB.
ada suatu seruan dan teriakan
seakan terdengar jerit tangis dari langit
malam ini purnama hadir di pekatnya malam
memupuk dini cahaya di tengah kegelapan
bintang tiada lagi terlihat dan bersinar cerah seberkas demi seberkas kilap yang kini pergi menjauh
tiada bisikan selain dari jenuhnya diri yang rindu akan sebuah keindahan tuk hangatkan jiwa
dan beribu rasa bagi sang jiwa yang kini meratapi kesendirian
tiada yang dapat kupahami dengan pasti
ada suatu rasa yang terenggut dan membawa semua asa
sebuah telapak tangan yang seakan terbuka menantiku
walau tersirat rahasia tuk menorehkan luka pada jiwa nan sepi
sempat terngiang takkan kumiliki lagi sebuah rasa
dengan sebuah buaian yang bawaku tuk terlena lagi
namun tiada suatu yang pasti yang tertuai mutlak
di saat dalam jiwa yang mencinta tuk sadarkan bahwa ketulusan tiada menuntut dan selalu berkorban kini
t'lah kumiliki ukiran cinta yang isi hariku lagi
satu pemahaman yang mendekap sebagian kebenaran
namun kutahu cinta yang kumiliki dulu
dengan lukanya akan ada tuk jadi pengalaman dari bagian kenanganku sebuah kerlip yang tiada pudar meski waktu beriring
suatu rasa yang akan kukenang selamanya dihidupku ini
sebuah panah tertancap tepat pada sebuah hati yang saat itu lengah bawaku melayang dan kini aku letih tak bersyarat
dan aku ingin tertidur.
kisah tentang anak manusia yang terjebak dalam sebuah kisah dan kini terpenjara di dalamnya. setelah rasa itu terlalu dalam. anak manusia itu baru sadar bhwa mereka ad di dunia,waktu,keadaan yang berbeda.
di saat keadaan memaksa diri tuk kmbali jalani kehidupan yang sesungguhnya. kini mereka harus menyeka airmata seorang diri.terbaring tuk merebahkan diri sbab tiada jalan lain,perlahan ini harus dipahami.mendengar bisikan di dalam airmata.
Brigitta Camellia Intan Widyanti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar