RAHASIA SEBUAH CINTA
untuk kebahagiaan yang takkan terlambat
Entah harus senang ataupun sedih. Aku terlahir menjadi pacar dari cowok yang luar biasa keren dan dikagumi di sekolahku.. Hampir semua wanita tak peduli guru ataupun murid slalu membicarakannya. Kebahagiaan itu rasanya tlah memihak padaku dalam 8bulan akhir ini. Setelah kepergian bunda di saat aku masih berusia 8th. Tetapi kejadian itu telah berlalu genap 8tahun silam.. Apakah aku yang tidak mau bersyukur? Rasanya aku merasa adanya kehampaan dan kejenuhan pada hubunganku dengannya. Aku serasa tak memiliki cintanya. Dia lebih memikirkan sahabatnya yang sekaligus kakak tiriku. Tapi aku tak berani tuk memarahinya karna mungkin 1 kesalahan ia memilihku dalam hidupnya.. Malam itu aku tlah membuat janji dengannya tuk pergi dinner jam 8 malam. Tapi ia tak pernah muncul walau hanya dibenakku. Aku terus menunggunya di tengah angin malam. Aku terbangun di ruangan serba birumuda yang kuyakini adalah kamarku. “kamu kemarin ketiduran di teras ampe demam.” kata ibuku. Aku masih cukup sadar tuk menyadari hari ini adalh hari senin dan sekarang waktu tlah menunjukan pkl 08.28. Yang berarti aku bolos sekolah. Seharusnya sekarang aku sedang bercerita dengan sahabatku tentang kencan pertamaku. Theo masuk rumah dengan kusam bersama Thayren. Aku yang mendengar suara itu langsung berbaring tidur. Aku yakin mereka sedang bertengkar dan sekarang ada di kamarku, “Ren,maaf.”katanya. Aku berpura pura tidur. Dia membatalkan janji sepihak dan hanya berkata maaf? “ngapain nungguin sich? Bikin repot.” lanjutnya. Sungguh menyedikan menjadiku pacarku menyalahkanku atas kesalahannya. Sekarang aku mulai terisak dan kurasa ia menyadari kebohonganku. Waktu berjalan cepat. Aku sudah lama sekali tak bicara padanya. Tapi ia tak menunjukan sikap peduli sedikitpun. Rasanya ia memang tak pernah menyayangiku. Akhirnya dengan berat hati aku memaafkannya dan segera bermain dengannya juga Theo di rumahku. Theo sengaja meninggalkan kami berdua. AKU melihat bukunya yang berceceran dan langsung melihat buku Harry Potter. Aku langsung mengambilnya.”pinjam yach” ucapku. Tapi ia hanya mengangguk. Apa yang kutemukan dalam bukunya ini? Aku menemukan fotokuyn dan dirinya dengan sangat mesra. BUKAN AKU!! seseorang yang mirip denganku. Sekarang aku yakin ada yang tidak beres dengan foto ini. “ini siapa?” tanyaku.”bukan urusanmu” ucapnya sambil membanting pintu dengan begitu keras dan membuatku takut. Hatiku pecah bagai kaca dan aku sangat ingin menangis sekarang. “Itu Cattleya” ucapnya dengan muka yang berarti minta maaf. Aku hanya memejamkan mata hingga fajar datang kembali esok harinya. Wanita di dalam foto itu terus berkecamuk dalam hati dan pikiranku cukup lama. Kami pasangan membosankan. Itulah yang diucapkan semua orang padaku. Mungkin benar aku takkan bersamanya. Mana mungkin seekor kupu-kupu mau dengan ulat bulu.Tapi mengapa setiap bibir tipisnya tersenyum membuatku selalu ingin bersamanya tak pedulin yang lain. Theo pasti belum mengetahui tentang Cattleya karena ia masih adem ayem ama Thayren. Aku masuk ke kamarnya. “The, tau tentang Cattleya?” tanyaku. Dia malah batuk dan berkata setelah 10 detik kmudian “akhirnya,sudah waktunya kamu tau. Dia sahabat kita dulu. Tapi perasaan itu berubah bagi Thayren dan Cattleya. Setelah mereka menyadari perasaan mereka justru mereka harus menerima kepahitan bahwa Cattleya di vonis kena kanker dan waktunya takkan lebih dari 8 bulan. Tetapi bagi mereka orang sakit boleh menikmati cinta. Dan 5 bulan kemudian kami tak pernah melihatnya lagi. Semua orang berkata ia meninggal.” Hancurlah aku. Diriku tak mungkin bersaing dengan seseorang yang tak sehat bahkan sudah tiada.Aku sekarang sangat yakin. Dia mencintai Cattleya dan akan slalu mencintainya. Dia mencintai wajah kami yang mirip. Aku tlah mengerti akan semua sikapnya yang dingin slama ini padaku. Setelah itu aku slalu berusaha tuk menghindarinya. Untuk menambah kesibukanku dan menghindarinya. Aku masuk kelas tambahan kelas satra. Malam itu setelah aku pulang kelas sastra. Aku melihatnya keluar dari bangunan serba putih penuh misteri.Di sanalah aku menjadi mengerti. Aku terpaku dan membeku mengetahui apa yang ada di sini. Perihal yang membuatku menjadi sangat melankolis untuk waktu yang cukup lama. Thayren menemukanku di kursi taman. Menyadari kedatangannya aku langsung membuka pembicaraan “Cattleya masih hidup?” “maksudnya? Tau darimana? Kamu kenapa sich?”ucapnya. “Theo, tapi dia bilang Cattleya uda....” ucapku yang langsung dipotong. “mati”potongnya melanjutkan kata-kataku. “Ren,aku akan jelasin semuanya. Semua orang mengetahui dia sudah mati tapi ternyata? Dia terus berjuang untukku.” “kembalilah untuknya. Dia lebih butuhin kamu.” ucapku sambil meninggalkan dirinya dengan jutaan kantong airmata. Thayren dan Theo merawatnya dan sering membawanya ke kediaman keluargaku. Dia duduk di sebuah kursi roda. Thayren mentapnya penuh cinta yang tak pernah kudapatkan darinya. Aku diajaknya bermain. Aku mau demi Cattleya, aku tak mau dia mengetahui apa yang tak seharusnya dia ketahui. Walaupun bongkahan kepedihan mengikutiku saat bermain. Bahkan Thayren tak pernah melihatku di saatku terjatuh sekalipun. Namun, Tuhan memang begitu adil. Di saatku sedang down. Aku mendapatkan kabar bahwa aku mendapat hadiah untuk mendalami talentaku di Canada. Ini semua karena hasil karyaku di kelas sastra yang di anggap luar biasa. Di balik dilema ini aku rasa Tuhan sediakan yang terbaik untukku. Aku berfikir di sana akan lebih mudah melupakan semua kepahitan di sini. Aku pergi ke San Diego Hills. Aku menatap batu nisan dan merasa seperti bunda membelaiku. Tempat ini masih sangat terurus seperti sebelumnya. Aku merasa seperti bertemu bunda. Di situ aku merasakan kehangatan yang sudah lama tak kudapatkan darinya. Aku melihat wajah cantiknya yang mendekapku dengan cintanya yang dasyat sampai ke dalam hatiku yang pahit. Aku terbangun di kamarku. Entah apa yang terjadi. Rasanya aku ada bersama bunda malah terbangun di sini. “kamu ketiduran di makam. Kakak khawatir mencarimu sampai pagi tau ga?” kata Theo. Aku tau kemarin bukan mimpi. “Kok bisa ketiduran sich?” tanya Thayren. “bukan urusanmu. Lagian apa pedulimu? Aku mimpi ketemu bunda. Mau nyusul kali.” kataku ketus. “ngomong apa sich kamu?” lanjutnya. Aku hanya melanjutkan tidurku tak mempedulikannya. Secara diam-diam aku mengurus segala keperluanku ke Canada dengan uang warisan kakek dari bunda yang diberikan kepadaku seutuhnya. Tinggal 8 hari lagi aku akan berangkat. Akhirnya pada saat makan malam aku memberi tahu seluruh keluargaku. “Ayah,ibu,Theo 8 hari lagi aku akan ke Canada.”ucapku yang membuat mereka jadi batuk dan tersedak. “Maksud kamu?”tanya ibu. “Seperti yang tadi aku bilang aku akan ke Canada.”jelasku. “kok bisa? Kapan kamu urus? Kok kita ga tau?” sekarang gabtian ayah yang berkata. “Dari beasiswa sekolah dan kebutuhanku tlah siap dari uang warisan.” ucapku. Mereka tak memberi komentar yang berarti mereka setuju. Entah kenapa hari ini Thayren datang tanpa Cattleya di sisinya. “Theo ga ada.” ucapku. “aku nyari kamu.” “napa?” “Ren,kamu harus dengerin! Aku ama Cattleya cuma....” “STOP!! I don't care.” potongku tak ingin terluka. “Besok aku mau dinner ama kamu gantiin yang waktu itu”. Kurasa sudah waktunya ia mengetahuinya. Sebentar lagi aku akan lepas landas ke Canada. Lagian karyaku juga takkan mungkin ada tanpanya. Kebebasan mencintai karyaku memang ada karenanya. Andai ini dulu pasti akan kuabadikan. Akhirnya ia mengajakku kencan. “Ga bisa. Tapi thanks ajakannya.” ucapku. “Kenapa kamu ngejauhin aku sich?” Andai pertanyaan itu ia katakan dulu betapa bahagiannya aku mengetahui kepeduliaannya padaku. “Aku beneran ga bisa. Aku harus ke Canada.”kataku. “Pokoknya besok aku akan nungguin kamu.” ucapnya yang langsung berdiri meninggalkanku. Aku sedang bersiap-siap.”yakin” ucap seseorang di balik pintu. Aku mengangguk tanpa menengok ke arah Theo. “Karena cintamu pada Thayren kan?” tanyanya. Aku menggeleng. Bila dia terus memancingku aku bisa tak jadi berangkat karenanya. “Sini aku bawain tasnya.”Theo mengangkat tasku sampai ke mobil. Di saat aku mau menaiki mobil aku melihat sesosok orang di dalam mobil yang sangat kukenali. “Mau kemana?kok bawa banyak bawaan?” tanyanya. “Canada.” jawabku singkat. “Dia belom kamu kasih tau?” tanya Theo. Aku mengangguk. “Jadi kamu tuch serius.” tanyanya. “delapan rius.”jawabku kembali. Dia mengemggam tanganku begitu hangat. Genggaman yang tak pernah kudapatkan selain dari bunda. “Kenapa kamu ga bilang?” “udah kok” jawabku sambil melepas genggaman yang sejujurnya tak ingin kulepas seumur hidupku. Darahnya mengalir begitu lembut. Aku menaiki mobil meninggalkan mereka semua tanpa setitikpun airmata yang sebenarnya ingin kukeluarkan. Aku duduk terpaku di mobil sedan milikku yang sedang melaju dengan kecepatan normal. “tiket pesawat.”ucapku sambil mengorek-ngorek tas. Justru aku menemukan sebuah amplop yang kuyakini ulah Theo. Aku membuka dan membacanya.
“ To : Renata Radisthy.
Ren,aku memang pengecut dan tak berani mengatakan apa yang seharusnya kukatakan. Aku minta maaf oleh karena itu. Aku selalu membuatmu terluka dan menangis. Aku menyamakan dirimu dan Cattleya. Padahal kalian sangatlah berbeda. Takkan pernah sama. Tetapi aku salah. Kalian sama-sama unik. Sama-sama berarti di hidupku. Awalnya,,aku merasa diberikan kesempatan untuk ke-2x nya untuk mencintai Cattleya dalam hidupku. Tapi,kamu harus tau. Cattleya adalah bagian masalaluku dan dirimulah masadepanku. Aku takut kamu akan ninggalin aku seperti Cattleya. Itu yang membuatku begitu menjaga kadar cintaku padamu. Akupun sangat bingung saat Cattleya tiba-tiba muncul kembali di kehidupanku. Aku merasa punya tanggung jawab untuk menjaganya,karena ia berjuang demi diriku,demi cintanya padaku. Tapi,ia datang bukan untuk mengambilku darimu, justru untuk menyerahkanku padamu. Dia telah melawan ketakutanku. Dia beristirahat tenang untuk ketenangan cinta kita. Aku tau aku telah menyia-nyiakan 2 orang yang sangat kucintai selama ini. Aku akan selalu mencintai dia di dalam hatiku. Dan juga mencintaimu di dalam hidupku. Aku ingin melihat senyumanmu saat bersamaku bukan tangisanmu didekatku. Aku ingin menjagamu tak pedulu panas ataupun hujan bahkan saat aku dalam keadaan sulit. Aku merasa sakit dan begitu terluka saat kau menjauhiku,menahan tangis karenaku. Mungkin aku memang terlahir tanpa kelebihan membahagiakan orang yang kucintai dengan cara yang kamu idamkan. Kamu akan selalu ada di hidupku unuk kucintai. Seperti dirinya yang takkan mati dihatiku. Ia memberikan pesan terakhirnya padaku. “ Orang yang kita cintai takkan pernah mati karena ia akan slalu hidup di hati” Biarlah dia tinggal di hatiku untuk kita. Aku kan mencintaimu dan mencintainya untuk selamanya. ~ Thayren Ardhinata ~”
“ .....Kita bisa memiliki cintanya,hatinya,raganya dan sgala yang ada padanya saat kita saling mencinta. Tapi rahasia sebuah kehidupan akan slalu ada. Karena kita takkan pernah memiliki jalan hidupnya........ ”
~ 88 ~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar